Ambon, Realita.online – Setelah menelaah berita menarik dari Gaperta.id melalui link berikut https://gaperta.id/perlu-sikap-tegas-dari-kemendikbudsaintek-terhadap-dugaan-plagiarisme-oleh-wakil-rektor-ukim maka sebagai akademisi di lingkungan kampus UKIM saya mulai berpikir apakah benar pemberitaan tersebut. Rasa penasaran muncul dan mencoba meninjau dari berbagai aspek terkait pemberitaan tersebut dan melakukan penelusuran literatur.
Dalam tradisi akademik, karya ilmiah diharapkan memiliki orisinalitas, kontribusi terhadap pengembangan keilmuan, serta mengedepankan integritas ilmiah melalui pengutipan yang tepat dan argumentasi yang mandiri.
Saya kemudian membandingkan dan mencermati antara tulisan asli dan letter to editor yang menjadi polemik. Tulisan asli ditulis oleh Lee et al. (2023) yang dapat diakses pada link berikut:https://doi.org/10.2147/JMDH.S443247, sedangkan letter to editor yang ditulis oleh Dr. M.H. Pentury termuat pada link berikut: https://www.tandfonline.com/doi/full/10.2147/JMDH.S460487. Setelah mencermati tulisan asli yang berjudul “The Relationship Between On-Site Clinical Practice, Nursing Professional Value, and Nursing Clinical Self-Efficacy During COVID-19: A Cross-Sectional Study” oleh Lee et al. (2023), dan membandingkannya dengan Letter to the Editor yang ditulis oleh Dr. M.H. Pentury, ditemukan perbedaan yang substansial dalam hal struktur, substansi, dan tujuan penulisan.
Struktur Penulisan
Tulisan asli oleh Lee et al. merupakan artikel penelitian ilmiah lengkap yang terdiri atas bagian-bagian sistematis seperti Introduction, Methods, Results, Discussion, dan Conclusion. Artikel ini menyajikan hasil dari suatu studi kuantitatif yang melibatkan pengumpulan dan analisis data secara empiris. Sementara itu, Letter to the Editor yang ditulis oleh Dr. M.H. Pentury hanya terdiri dari narasi singkat berbentuk tanggapan akademik yang bersifat opini ilmiah terhadap hasil temuan dalam artikel tersebut. Letter to the Editor tidak menyajikan data primer baru, melainkan refleksi kritis terhadap metodologi, relevansi konteks, dan potensi penerapan di wilayah yang berbeda.
Substansi Ilmiah
Artikel Lee et al. berisi laporan hasil penelitian asli yang mengkaji hubungan antara praktik klinik lapangan, nilai profesional keperawatan, dan efikasi diri klinis mahasiswa keperawatan selama masa pandemi COVID-19 di Korea Selatan. Penelitian ini berbasis data survei dan analisis statistik. Sebaliknya, Letter to the Editor oleh Dr. Pentury tidak menyajikan ulang isi penelitian secara keseluruhan, melainkan berfokus pada telaah konseptual dan refleksi lintas konteks, terutama dalam mengaitkan hasil studi tersebut dengan konteks pembelajaran klinis di negara berkembang seperti Indonesia. Substansinya bersifat interpretatif, bukan empiris.
Tujuan Penulisan
Tujuan artikel Lee et al. adalah untuk menghasilkan pengetahuan baru berbasis data tentang pengalaman mahasiswa keperawatan selama praktik klinik di masa pandemi. Artikel ini ditujukan untuk komunitas ilmiah sebagai kontribusi terhadap pengembangan kebijakan pendidikan keperawatan. Sebaliknya, Letter to the Editor oleh Dr. Pentury bertujuan untuk menanggapi secara akademik hasil studi tersebut dengan memberikan perspektif lokal dan mengusulkan pemikiran reflektif terhadap keterbatasan dan generalisasi temuan. Tujuan utama letter ini adalah menghidupkan diskursus ilmiah melalui dialog antarpeneliti.
Setelah menelaah polemik atas artikel asli dan letter to editor, saya mendapatkan beberapa insight yang menarik untuk dicermati. Saat melakukan penelusuran terkait Letter to Editor telah dijelaskan secara detail dalam Content Coverage yang dikeluarkan oleh scopus pada halaman 11 (sebelas) melalui link berikut: https://assets.ctfassets.net/o78em1y1w4i4/EX1iy8VxBeQKf8aN2XzOp/c36f79db25484cb38a5972ad9a5472ec/Scopus_ContentCoverage_Guide_WEB.pdf.
Pada dokumen yang dikeluarkan oleh Scopus mengungkapkan bahwa Letter menjadi bagian dalam dokumen yang di cover oleh Scopus. Orang sering berpikir bahwa setelah artikel diterbitkan, itu adalah akhir dari diskusi (Johnson & Green, 2006). Namun, publikasi artikel hanyalah awal dari diskusi. Hal ini karena melalui Letter to Editor, proses tinjauan dari sejawat pascapublikasi terjadi dan adanya gambaran yang lebih lengkap terkait catatan-catatan tersebut. Sehingga, sebagian jurnal ilmiah memiliki bagian Letter to Editor dengan tujuan untuk mendapatkan umpan balik dari para pembaca mengenai artikel yang telah terpublished (Peh & Ng, 2010).
Letter to Editor harus objektif, konstruktif dan bertujuan untuk memberikan informasi baru atau berguna yang layak dipublikasikan, atau adanya sudut pandang berbeda yang perlu ditambahkan, diklarifikasikan terhadap temuan, dan komentar yang membangun (Siau & El-Omar, 2020). Letter to Editor bukan sembarangan diterbitkan oleh pihak jurnal, hal ini karena telah ditinjau secara cermat oleh tim editorial dan mengirimkan tulisan tersebut untuk mendapatkan tanggapan dari penulis artikel tersebut (Gambar 1).
Gambar 1. Alur penulisan Letter to Editor (Sumber: https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/2050640620956921)
Gambar 2. Yang harus dan tidak saat menulis Letter to Editor (Sumber: https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/2050640620956921)
Gambar 3. Common dan uncommon type dari Letters (Sumber: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4548563/)
Letter to Editor juga memungkinkan penulis untuk membahas aspek kontroversial dari artikel yang baru diterbitkan, misalnya (1) Masalah metodologis, pelaksanaan studi, atau ketidaksetujuan terhadap interpretasi hasil penelitian; (2) Memperkaya pengetahuan yang ada dari pandangan profesional dan objektif; (3) Mengidentifikasi kesalahan dan membuat koreksi; (4) Memberikan argumen tandingan; (5) Memberikan teori alternatif dan informasi tambahan (Nundy et al., 2022; Peh & Ng, 2010; Süer & Yaman, 2013).
Sehingga, pertanyaan yang sering diajukan “Apakah Letter to Editor merupakan plagiasi?. Untuk mengklarifikasi hal ini, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan:
1. Letter to Editor memberi nilai tambah dan merangsang perdebatan intelektual
2. Letter to Editor selalu menghindari mengulang poin-poin yang diangkat dalam original article, seperti duplikasi hasil yang tidak perlu, atau mengemukakan keterbatasan studi yang telah dibahas pada artikel tersebut.
Kesimpulan
Dengan mempertimbangkan struktur, substansi, dan tujuan penulisan, serta literatur pendukung, jelas bahwa Letter to the Editor bukan merupakan bentuk plagiasi terhadap artikel Lee et al., melainkan sebuah kontribusi ilmiah yang bersifat responsif dan reflektif terhadap artikel tersebut. Dalam dunia akademik, Letter to the Editor merupakan bagian dari ekosistem komunikasi ilmiah yang sah, yang justru mendorong akuntabilitas, keterbukaan, dan dialog antarpeneliti lintas konteks.
Referensi
Johnson, C., & Green, B. (2006). How to write a letter to the editor: an author’s guide. Journal of Chiropractic Medicine, 5(4), 144–147. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/S0899-3467(07)60147-5
Nundy, S., Kakar, A., & Bhutta, Z. A. (2022). How to Write a Letter to the Editor? BT – How to Practice Academic Medicine and Publish from Developing Countries? A Practical Guide (S. Nundy, A. Kakar, & Z. A. Bhutta (eds.); pp. 267–270). Springer Nature Singapore. https://doi.org/10.1007/978-981-16-5248-6_27
Peh, W. C., & Ng, K. H. (2010). Writing a letter to the Editor. Singapore Medical Journal, 51(7), 532–535.
Siau, K., & El-Omar, E. (2020). How to write a Letter to the Editor. United European Gastroenterology Journal, 8(8), 981–983. https://doi.org/10.1177/2050640620956921
Süer, E., & Yaman, Ö. (2013). How to write an editorial letter? Turkish Journal of Urology, 39(Suppl 1), 41–43. https://doi.org/10.5152/tud.2013.053
Kontributor:
Fandro A. Tasijawa (Dosen Fakultas Kesehatan UKIM)
Scopus: https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=57286855300
WOS: https://www.webofscience.com/wos/author/record/2906525
Sinta ID: https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6762246