BELAWAN ;-
Tiga persoalan serius kembali mencuat dalam Reses III Tahun 2025 Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Hadi Suhendra, di Daerah Pemilihan (Dapil) II. Tawuran remaja, banjir rob, dan pengangguran menjadi tiga “wajah gelap” yang dikeluhkan warga Kecamatan Medan Belawan, Labuhan, dan Marelan pada akhir pekan, Sabtu-Minggu ,(26–27/7/2025).
Reses yang digelar di tiga titik—Jalan Bawal Kenanga (Kelurahan Belawan Bahagia), Jalan Stasiun Lorong Pahlawan (Kelurahan Belawan I), dan Jalan Sumatera No.01 (Kelurahan Belawan II), dihadiri perwakilan dinas terkait seperti Dinas Ketenagakerjaan, Satpol PP, Camat Belawan, Polres Pelabuhan, para lurah, hingga tokoh masyarakat.
Komitmen Perjuangkan Aspirasi Warga. Politisi Partai Golkar ini menyatakan keprihatinannya terhadap minimnya perubahan di Medan Utara, terutama Belawan, dan menegaskan komitmennya memperjuangkan aspirasi warga hingga ke tingkat eksekutif.
“Saya tidak ingin anak-anak kita 30 tahun mendatang menghadapi nasib yang sama. Kalau kita diam, Belawan tidak akan berubah,” tegas Hadi di hadapan warga.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya bersama tiga legislator dari dapil Medan Utara telah menyepakati perjuangan agar 30% dari total APBD Kota Medan dialokasikan khusus untuk pembangunan kawasan utara. “Kalau ini disetujui, infrastruktur akan dibenahi, banjir bisa ditangani, dan lapangan kerja terbuka luas,” tambahnya.
Isu Keamanan, Pendidikan dan Kreativitas Anak Muda. Salah satu keluhan utama yang mencuat adalah soal maraknya tawuran remaja. Alandi Manik, warga Kelurahan Belawan II, meminta agar dibentuk pos keamanan lingkungan (posko) yang hingga kini belum terealisasi.
Menanggapi itu, Hadi langsung menginstruksikan kepada Camat dan lurah setempat untuk mendorong pembentukan posko di setiap lingkungan, bahkan siap memberikan bantuan pribadi tanpa proposal. “Kalau untuk masyarakat, telepon saya langsung. Tidak usah pakai proposal. Kita gotong royong saja,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti pentingnya akses pendidikan gratis dan berkualitas di Belawan. Dirinya sedang mengupayakan pembangunan SMP baru agar anak-anak Belawan tidak tertinggal dari wilayah kota lainnya.
Dalam kesempatan itu, Rindi Rayani dari komunitas Teater Dermaga Belawan menyuarakan kebutuhan ruang kreatif bagi anak muda. “Banyak anak pintar, tapi tidak punya ruang. Jangan biarkan mereka habis di jalan karena tawuran,” ucap Rindi.
Hadi menyambut baik masukan itu dan berjanji mendukung program seni budaya anak muda, bahkan mendorong mereka tampil rutin di Lapangan Merdeka Medan dan mendapat fasilitas latihan.
Banjir Rob dan Proyek Drainase yang Dinilai Gagal. Keluhan lain datang dari Natal Tinambunan, warga Kelurahan Belawan Bahagia, yang menyoroti proyek drainase yang selesai dikerjakan namun tak berdampak pada penanggulangan banjir.“Kampung kami masih tenggelam saat hujan. Kami tidak tahu manfaat proyek itu di mana,” keluh Natal.
Hadi menyatakan akan menindaklanjuti proyek-proyek yang dianggap gagal dan mendorong peninggian jalan serta penanganan banjir rob melalui anggaran tahun depan.
Disnaker, Pelatihan dan Sertifikasi untuk Pemuda Belawan. Perwakilan Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan yang hadir dalam reses tersebut menyampaikan rencana pelatihan keterampilan bagi pemuda Belawan. Pelatihan seperti barista dan barber akan dibuka kembali dengan sistem sertifikasi, yang bisa langsung digunakan untuk mencari kerja.
“Dari 16 peserta sebelumnya, 14 sudah bekerja. Kami akan buka gelombang baru khusus warga Belawan,” kata perwakilan Disnaker.
Warga juga diajak aktif mengakses aplikasi Si Duta untuk melihat info lowongan kerja dan pelatihan yang tersedia.
Sinergi untuk Medan Utara yang Lebih Baik. Hadi menutup resesnya dengan menekankan bahwa perubahan di Belawan hanya akan terwujud jika ada sinergi antara legislatif, eksekutif, dan masyarakat.
“Kami tidak ingin hanya menampung aspirasi, tapi memperjuangkannya. Semua keluhan hari ini akan kami bawa sebagai catatan prioritas DPRD Kota Medan,” pungkasnya.