Jakarta, Realita.OnLine – Rabu (9 Juli 2025), Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Yurizki Rio, menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan terobosan besar dalam membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi. Menurutnya, pendekatan bisnis konvensional tak akan cukup untuk mengejar target ambisius pemerintah.
“Kalau kita menggunakan pendekatan business as usual, itu akan sangat menantang. Kita butuh terobosan-terobosan baru untuk mengatasi isu-isu krusial di sektor ini,” ujar Yurizki dalam acara Economic Update Energy Edition, Selasa (8/7/2025).
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas panas bumi sebesar 5,2 Giga Watt (GW) dalam 10 tahun ke depan, dan 1,5 GW dalam lima tahun pertama sebagai target jangka menengah.
Secara keseluruhan, pemerintah menargetkan penambahan 69,5 GW kapasitas pembangkit listrik hingga tahun 2034. Sekitar 76 persen dari total kapasitas ini berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, angin, hidro, bioenergi, serta sistem penyimpanan energi seperti baterai dan pumped storage.
Berikut rincian rencana kapasitas tambahan dari pembangkit EBT :
– Tenaga Surya: 17,1 GW
– Angin: 7,2 GW
– Hidro: 11,7 GW
– Bioenergi: 0,9 GW
– Panas Bumi: 5,2 GW
Pemerintah juga mulai memperkenalkan energi nuklir lewat pembangunan dua unit reaktor kecil masing-masing berkapasitas 250 MW di Sumatera dan Kalimantan.
Untuk mendukung penyebaran energi ramah lingkungan ini, pembangunan infrastruktur kelistrikan akan diperkuat. Pemerintah menargetkan pembangunan jaringan transmisi sepanjang 48.000 kilometer sirkuit (kms) dan gardu induk berkapasitas 108.000 MVA di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Eniya Listiani Dewi, menyatakan optimisme bahwa target jangka menengah 1,5 GW akan tercapai.
“Kalau 1,5 GW bisa kita capai, total kita akan mencapai 2,7 GW. Bandingkan dengan AS yang saat ini berada di angka 3,6 GW. Artinya kita mulai mendekati dan bersaing dalam pengembangan panas bumi secara global,” tegasnya.