Warga Sipil Mengalami Tindakan Kekerasan oleh Aparat Pengawalan Ketua MPR RI

Sumber: HV ( Korban )
banner 468x60

JAKARTA
Tindakan kekerasan terhadap warga sipil oleh oknum aparat pengawalan Ketua MPR RI terjadi pada tanggal 26 Agustus 2025. Arogansi oknum pengawalan Bapak Ketua MPR RI berinisial MF ( F ) menganiaya Warga sipil berinisial HV di lokasi ruas Tol Kebon Jeruk – Meruya.

Korban berinisial HV mengaku dianiaya oknum pengawal Ketua MPR,sudah sepatutnya ketua MPR RI yang memegang kekuasaan Lembaga tertinggi di Republik Indonesia menjadi contoh teladan bagi jajaran dan pengawal yang bertugas.namun yang dialami korban HV justru sebaliknya, sikap arogan, intimidasi, hingga kekerasan verbal maupun fisik, yang meninggalkan trauma dan luka pada diri Korban HV.

Korban HV sendiri mengaku sudah memaafkan.namun Korban HV tetap menuntun secara hukum harusdi tegakkan, apapun alasannya.Peristiwa ini akan tetap diusut tuntas demi keadilan bagi masyarakat.

Kronologi Kejadian

Pada hari Selasa, 26 agustus 2025 pukul 22.29 saya sedang berkendara menggunakan mobil Wuling Binguo B 1722 EDS di ruas tol ke arah Tangerang.Saat tiba di persimpangan menuju jalan keluar ke Tol Jakarta–Tangerang, jalanan mulai menyempit dan menanjak.

Dari arah bahu jalan, seorang pengendara motor pengawal dengan inisial BM (F) menyalip saya, mereka mencoba menutup jalan karena kondisi jalan sempit,sementara itu sejak sebelumnya pengawal tersebut sudah berulang kali menyalakan sirene singkat.

Baca Juga :  Heboh, Penghuni Lapas Mempunyai Mode Hilang

Setelah memasuki Tol Jakarta-Tangerang,sebuah Toyota Fortuner hitam yang juga merupakan kendaraan pengawal mulai bertindak agresif dengan menutup jalan agar saya tidak bisa menyalip. Saya mencari celah hingga akhirnya berhasil melewati, sambil Korban Merekam dengan ponselnya.

Beberapa kali Fortuner tersebut melakukan rem mendadak dan memepet kendaraan saya dari depan,sehingga sempat terjadi kejar-kejaran antara saya, pengawal motor, dan Fortuner hitam.Saat melintas di depan Kantor RCTI, mobil saya di tabrak dari belakang,karena saya menghindar dari Fortuner yang memepet dari sisi kiri sambil memberi isyarat agar berhenti.

Saya kemudian keluar di Gerbang Tol Meruya dan menghentikan kendaraan.
Sesaat kemudian oknum anggota pengawalan berinisial F memarkir motornya tepat di samping pintu pengemudi sehingga saya tidak bisa keluar.Oknum tersebut langsung merampas ponsel saya.

Sempat terjadi cekcok di mana oknum anggota pengawalan melontarkan kata-kata ancaman kepada saya,

“Ayo duel, gua abisin lu, ayo ke Polda saja”,

Pada saat itu sopir pengendara mobil  Fortuner hitam Juga ikut terlibat adu mulut dan bersikeras ingin membawa saya ke Polda, tutur Korban HV.

Baca Juga :  Upacara Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI Tahun 2025 Di Kota Sibolga Berlangsung Khidmat Dan Meriah

“Pada saat itu saya dikeroyok, lalu sopir pengendara mobil Fortuner melakukan video call dengan seseorang dan memperlihatkan wajah saya”,Orang dalam video call tersebut mengucapkan bahasa yang sangat kasar “BANGSAT LU” yang diduga merupakan atasan mereka.

HV melanjutkan pada saat itu saya berulang kali meminta ponsel saya  dikembalikan,namun tidak dipenuhi. Oknum anggota Pengawal inisial  F sempat mengusulkan damai, tetapi dengan syarat harus menghapus semua video rekaman.Namun sopir pengendara mobil Fortuner tetap bersikeras ingin menyeret saya ke Polda.

Lanjut HV, saya harus tetap tenang, karena  tahu ini hanya gertakan,dan tidak ada dasar hukum.Mereka berkali-kali mengaku sedang “Mengawal RI-5”.
Saya membalas: “Kalian arogan dan tidak mengutamakan sipil.”

Tidak lama kemudian, Oknum anggota Pengawalan F mengenakan helm dan bersiap pergi,sementara ponsel saya  belum dikembalikan.Secara refleks Saya merebut kunci motor milik Oknum tersebut.Oknum tersebut langsung emosi dengan memiting dan menjatuhkan saya ke tanah,lalu menginjak kaki hingga memar dan bengkak. Setelah itu oknum tersebut kembali ke arah Mobil Fortuner untuk berkoordinasi.

Baca Juga :  Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, Rutan Batam Berhasil Panen 140kg Sayur Kangkung dan Bayam.

HV melanjutkan, ketika berjalan ke arah pos gerbang tol karena melihat ada petugas.Saat itu seorang pria bernama Irman Sahroni (senior mereka) turun dari Fortuner. Ia menghampiri saya meminta maaf mewakili Oknum anggota Pengawalan F dan rekannya karena telah terjadi kontak fisik, dan menawarkan damai dengan syarat video di ponsel Korban dihapus,

Karena pada waktu sudah lewat pukul 23.00, saya akhirnya menyetujui ponsel dikembalikan dengan syarat menghapus semua rekaman video peristiwa tersebut Setelah itu, sikap mereka kepada saya  berubah, mulai memanggil dengan sebutan “Bang.”

Irman juga menyuruh Oknum tersebut dan supir Fortuner meminta maaf secara langsung.saya kemudian berjabat tangan, dan mereka langsung pergi. Pukul 23.30, saya mulai merasakan sakit pada tubuh, setelah dicek, ternyata terdapat luka dan memar.

Pada hari rabu, 27 Agustus 2025 sekitar pukul 02.00 Wib, saya pergi ke Polres Metro Jakarta Barat untuk membuat laporan polisi (LP) dan menjalani visum di RS EMC Griya Kedoya dan menjalani pengobatan di RS. Brawijaya karena masih merasakan sakit dan memar akibat peristiwa tersebut. Tutup HV mengakhiri.

Pos terkait