Desa Paling Ujung di Kapuas Hulu Bagaikan Anak Tiri: Infrastruktur Jalan dan Jembatan Rusak Parah, Pemkab Kapuas Hulu Dinilai Tutup Mata

Desa Paling Ujung di Kapuas Hulu, Semulung: Infrastruktur Jalan dan Jembatan Rusak Parah
banner 468x60

Kapuas Hulu, Kalbar
Kondisi infrastruktur di wilayah paling ujung Kabupaten Kapuas Hulu kembali menjadi sorotan publik. Tepatnya pada akses Desa Semulung menuju Kecamatan Embaloh Hilir.

Masyarakat menilai pemerintah daerah seolah tutup mata dan pekak telinga terhadap penderitaan warga yang telah bertahun-tahun bergantung pada fasilitas jalan dan jembatan yang sangat memprihatinkan.

Bacaan Lainnya

Salah satu titik paling krusial adalah jembatan berbahan kayu yang hingga kini masih menjadi satu-satunya akses penghubung utama masyarakat. Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, jembatan tersebut sudah tidak layak dilalui, kondisinya goyang, rawan ambruk, serta memiliki banyak papan kayu yang tampak rapuh dan rusak parah saat dilewati kendaraan maupun pejalan kaki.

Baca Juga :  Rapat Lanjutan FSP-KEP vs PT Saptaindra Sejati/Adaro service "PT Adaro Indonesia di DPRD Tabalong Alami Kebuntuan

Di lokasi jembatan, bahkan ditemukan sebuah spanduk peringatan yang dipasang secara swadaya oleh warga bertuliskan:

“Hidup ini hanya sekali kawan. Hati-hati melewati jembatan ini karena pondasinya sudah banyak yang rusak parah dan rawan roboh.”

Keberadaan spanduk tersebut menjadi bukti nyata bahwa masyarakat hidup dalam kekhawatiran dan ancaman keselamatan setiap hari, akibat minimnya perhatian dari pemerintah.

Secara kasat mata, struktur kayu jembatan telah mengalami kerusakan signifikan. Papan-papan pijakan utama tampak longgar, sebagian berlubang, bahkan mulai patah, sehingga sangat berbahaya bagi pengguna jalan.

Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena jembatan tersebut kerap dilalui kendaraan bermotor, termasuk kendaraan pengangkut hasil pertanian dan kebutuhan pokok warga.

Masyarakat Desa Semulung dan sekitarnya menilai bahwa kondisi ini mencerminkan ketimpangan pembangunan dan perlakuan tidak adil terhadap desa-desa yang berada di wilayah perbatasan dan pelosok Kabupaten Kapuas Hulu.

Mereka merasa diposisikan layaknya “anak tiri”, jauh dari prioritas pembangunan daerah.

Warga secara tegas meminta dan mendesak Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu agar segera turun ke lapangan, melihat langsung kondisi riil, serta melakukan perbaikan dan pembangunan jembatan secara permanen sebelum terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa.

“Jangan tunggu ada korban baru pemerintah bertindak. Kami hanya ingin akses yang aman dan layak seperti masyarakat di wilayah lain,” ungkap salah satu warga setempat.

Masyarakat berharap sorotan publik ini dapat membuka mata seluruh pemangku kebijakan, agar keselamatan rakyat menjadi prioritas utama, bukan sekadar janji pembangunan yang tak kunjung terealisasi.

Rilis ini disampaikan sebagai bentuk kepedulian dan seruan moral, demi keselamatan warga serta pemerataan pembangunan di Kabupaten Kapuas Hulu.

Sumber: Warga Semulung, Kapuas Hulu

Pos terkait