Kalimantan Barat, Realita.online – Pembangunan Jembatan 25 yang menelan anggaran miliaran rupiah kembali menjadi sorotan.
Setelah dipantau langsung di lapangan sejak tahun 2021, ternyata hasil pekerjaan jembatan ini dinilai tidak sempurna.
Pada tahun 2022, pemerintah daerah kembali menganggarkan dana untuk pembangunan oprit jembatan dan bangunan pendukung lainnya.
Namun, hingga kini tidak diketahui secara pasti berapa total anggaran yang telah dikeluarkan untuk proyek ini.
Yang jelas, dengan dua kali alokasi dana yang bernilai miliaran rupiah, seharusnya jembatan ini sudah kokoh dan dapat bertahan lama.
Faktanya, baru tiga tahun setelah dibangun, Jembatan 25 sudah mengalami kerusakan parah hingga roboh.
Hal ini menimbulkan tanda tanya besar terkait perencanaan proyek yang dinilai kurang matang.
Salah satu kejanggalan yang ditemukan adalah penggunaan pasak bumi dari beton berukuran 20×20 cm yang dipasang di bibir sungai, padahal idealnya pemasangan dilakukan di daratan untuk memastikan kekuatan pondasi.
Selain itu, pada tahun 2021, tiang pancang jembatan ini juga sempat roboh saat tahap pembangunan.
Situasi ini semakin menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Saat tim investigasi menanyakan pendapat warga sekitar yang enggan disebutkan namanya, mereka membenarkan bahwa oprit jembatan kembali roboh tahun ini.
Pekerjaan perbaikan jembatan ini disebut-sebut dilaksanakan oleh kontraktor dari Singkawang.
Namun, dari informasi yang beredar, pihak kontraktor mengaku kesulitan dalam menyelesaikan proyek ini karena keterbatasan dana.
Hingga kini, belum ada kepastian kapan proyek ini akan kembali dianggarkan untuk perbaikan lebih lanjut.
Kasus ini memunculkan berbagai pertanyaan terkait kualitas perencanaan, pengawasan, dan penggunaan anggaran dalam proyek pembangunan jembatan tersebut.
Masyarakat berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk mengusut dugaan kelalaian yang menyebabkan jembatan ini roboh dalam waktu singkat.